Senin, 21 Desember 2009

melangut teruk

dan dia berdiri disana,
siluet nya begitu indah senja ini,
saya hanya bisa menatap dari jauh dalam langutan berbisik merintih sakit,
teruk tak terlepaskan,
dia memang tak tergapai, seperti autis.
lalu dia memulai kalimatnya dari kejauhan,
tapi hari ini ini saya hanya terlalu lelah untuk mendengarkan,
bahkan hanya untuk sebuah suara nafas yang keluar dari hidungnya.
kemudian pada langit saya berkata,
sebuah pesan yang mungkin akan dia mengerti,
sebuah perang dalam hati,
pada cinta dan berahi
ini sakral,
semoga dia mengerti.

.:biduwanita:.

2 komentar:

  1. saya suka baca2 puisi2 di sini..
    salam kenal..makasih ya kunjungannya ke blog saya

    :D

    BalasHapus
  2. sama sama mas irwan bajang, semoga rajin ya mampir ke sin :)

    terimakasih :)

    BalasHapus