Senin, 13 Desember 2010
Selasa, 13 April 2010
saya dan matahari
bona bilang, matahari selalu saja membuat dia senang, lalu dia bertanya, apakah saya merasakan hal yang sama? buat saya, matahari pasti menyenangkan, hanya satu hal yang saya ngga suka dari matahari. kadang matahari suka ngga sopan, dia suka berjejak di pipi saya dan meninggalkan noda-noda kecil bernama freckles. kalau sudah begini, saya akan berlama-lama dihadapan cermin dan mematut-matut pipi saya yang berfreckles. lalu saya sebal sendirian.
Kemarin matahari datang lagi, selalu seperti itu akhir-akhir ini, kali ini dia ngga cuma berjejak di pipi saya, tapi dia juga membisikkan sesuatu. Dia bilang, “saya sengaja meninggalkan banyak noda di pipi kamu, biar kamu tidak kesepian, biar kamu bisa bermain sama mereka,” gitu katanya. “bisa aja!”, saya bilang.
terimakasih matahari, kamu memang ajaib, saya memang jadi ngga kesepian sekarang, saya punya banyak teman, kamu tau aja kalo saya anak tunggal.
.:biduwanita:.
Rabu, 07 April 2010
titik yang jauh
dan saya masih saja di sini
menatap bintang menembus atap
dengan alas kain sprei bergaris hijau tua
tak ada bintang yang menyala terlalu terang malam ini
semua berpendar sama
dan kamu masih saja di sana
berdiri dengan kaki telanjang
menatap jauh pada satu titik di seberang sungai
tempat para nelayan menjangkarkan rakitnya
lalu saya bergerak perlahan
mendekat pada tempatmu
menemanimu menatap jauh
dan kami berpagutan
hingga berpeluh
bergemuruh
sampai penuh
.:biduwanita:.
Selasa, 06 April 2010
utara
pada setiap inchi di pipinya
mungkin karena bergelas-gelas beer
pada meja bar setengah lingkaran
di pojokan
segelas lagi mungkin tidak apa-apa
pikirnya
lalu pahit
lalu terbang
lalu indah
cerita air mata dan hujan
karena hujan tak pernah keberatan
membawa pergi air mata
berjalan bersamanya
melalui trotoar
melalui aspal
melalui bebatuan
sampai di selokan
lalu ke sungai
pergi jauh hingga ke laut
menjadi bulir uap
naik, berkawan dengan awan
lalu turun lagi
dan kembali menyapa
pada setiap rintik bersama hujan
.:biduwanita:.
saya dan sore
kamu begitu mistis
mungkin karena terpaan mentari
yang tipis tipis
tepat sore ini
lalu kaki kita terasa lelah
lalu merebah
pada setumpuk sofa merah
tempat kita melepas gundah
lalu kita tertawa
bersama hujan deras di luar sana
bingung linglung
mendengung
mengaum
jungkir
balik
pelik
saya,
kamu,
kita.
.:biduwanita:.